Rabu, 14 Mei 2008

Hakikat ikhlas.....

ikhlas berada dalam hati demikian pula dengan lawannya yaitu syirik, keduanya senantiasa berebut tempat di hati manusia. Oleh sebab itu tempat ikhlas ada di dalam hati dan hal itu berkaitan dengan tujuan dan niat seseorang.
Disebutkan bahwa hakikat niat itu mengacu kepada respon berbagai hal yang membangkitkannya. Bila faktor pembangkitnya hanya satu maka perbuatan itu disebut ikhlas dalam kaitannya dengan apa yang diniatkan. Istilah ikhlas itu khusus berkenaan dengan tujuan semata-mata mencari taqarrub kepada Allah dan pelakunya disebut mukhlis.

RTH sebagai suatu system

Keberadaan RTH dalam kota sangat penting ditinjau dari segi ekologis, ekonomis, edukatif, dan estetika. RTH dapat berfungsi sebagai:

§ Fisik/bio-ekologis: pembentuk iklim mikro (udara kota biasanya lebih hangat derajat celsius dibanding wilayah perdesaan pinggirannya) dan keseimbangan lingkungan hidup

§ Sosial-ekonomi-budaya: Produktivitas (sumber makanan, bahan baku industri), pendidikan, terpeliharanya tata-nilai (etika) kemanusiaan, dan sebagainya.

§ Estetika: Asri, konservasi pengkayaan plasma nutfah, pendidikan lingkungan, sumber inspirasi (rekreasi), dan untuk bersosialisasi antaranggota masyarakat.

Secara umum tanaman dalam berbagai jenis RTH akan:

§ Menjamin ketersediaan oksigen dalam proses asimilasi alami (photosintesis dan respirasi).

§ Menciptakan iklim yang sehat dan ‘bebas’ polusi karena keseimbangan lingkungan terpelihara.

§ Menciptakan suasana teduh, nyaman, bersih, dan indah.

§ Mengendalikan tata air secara optimal.

§ Menyediakan sarana rekreasi dan wisata kota yang ‘terjangkau’.

§ ‘Lokasi cadangan’ untuk sistem sanitasi kota.

§ Sebagai sarana penunjang pendidikan dan penelitian.

Minggu, 11 Mei 2008

tEoRi UrBaN

Figure Ground Theory (solid-void plan)

Berisi tentang lahan terbangun (urban solid) dan lahan terbuka (urban void). Pendekatan figure ground adalah suatu bentuk usaha untuk memanipulasi atau mengolah pola existing figure ground dengan cara penambahan, pengurangan, atau pengubahan pola geometris dan juga merupakan bentuk analisa hubungan antara massa bangunan dengan ruang terbuka.

a. Urban solid

Tipe urban solid terdiri dari:

  1. Massa bangunan, monumen
  2. Persil lahan blok hunian yang ditonjolkan
  3. Edges yang berupa bangunan

b. Urban void

Tipe urban void terdiri dari:

  1. Ruang terbuka berupa pekarangan yang bersifat transisi antara publik dan privat
  2. Ruang terbuka di dalam atau dikelilingi massa bangunan bersifat semi privat sampai privat
  3. Jaringan utama jalan dan lapangan bersifat publik karena mewadahi aktivitas publik berskala kota
  4. Area parkir publik bisa berupa taman parkir sebagai nodes yang berfungsi preservasi kawasan hijau
  5. Sistem ruang terbuka yang berbentuk linier dan curvalinier. Tipe ini berupa daerah aliran sungai, danau dan semua yang alami dan basah.

Teori Keterkaitan (Linkage Theory)

Linkage artinya berupa garis semu yang menghubungkan antara elemen yang satu dengan yang lain, nodes yang satu dengan nodes yang lain, atau distrik yang satu dengan yang lain. Garis ini bisa berbentuk jaringan jalan, jalur pedestrian, ruang terbuka yang berbentuk segaris dan sebagainya. Menurut Fumuhiko Maki, Linkage adalah semacam perekat kota yang sederhana, suatu bentuk upaya untuk mempersatukan seluruh tingkatan kegiatan yang menghasilkan bentuk fisik suatu kota. Teori ini terbagi menjadi 3 tipe linkage urban space yaitu:

1. Compositional form

Bentuk ini tercipta dari bangunan yang berdiri sendiri secara 2 dimensi. Dalam tipe ini hubungan ruang jelas walaupun tidak secara langsung

2. Mega form

Susunan-susunan yang dihubungkan ke sebuah kerangka berbentuk garis lurus dan hirarkis.

3. Group form

Bentuk ini berupa akumulasi tambahan struktur pada sepanjang ruang terbuka. Kota-kota tua dan bersejarah serta daerah pedesaan menerapkan pola ini.


Teori lokasi (Place Theory)

Teori ini berkaitan dengan space terletak pada pemahaman atau pengertian terhadap budaya dan karakteristik manusia terhadap ruang fisik. Space adalah void yang hidup mempunyai suatu keterkaitan secara fisik. Space ini akan menjadi place apabila diberikan makna kontekstual dari muatan budaya atau potensi muatan lokalnya. Salah satu bentuk keberhasilan pembentuk place adalah seperti aturan yang dikemukakan Kevin Lynch untuk desain ruang kota:

1. Legibillity(kejelasan)
Sebuah kejelasan emosional suatu kota yang dirasakan secara jelas oleh warga kotanya. Artinya suatu kota atau bagian kota atau kawasan bisa dikenali dengan cepat dan jelas mengenai distriknya, landmarknya atau jalur jalannya dan bisa langsung dilihat pola keseluruhannya.

2. Identitas dan susunan

Identitas artinya image orang akan menuntut suatu pengenalan atas suatu obyek dimana didalamnya harus tersirat perbedaan obyek tersebut dengan obyek yang lainnya, sehingga orang dengan mudah bisa mengenalinya. Susunan artinya adanya kemudahan pemahaman pola suatu blok-blok kota yang menyatu antar bangunan dan ruang terbukanya

3. Imageability
Artinya kualitas secara fisik suatu obyek yang memberikan peluang yang besar untuk timbulnya image yang kuat yang diterima orang. Image ditekankan pada kualitas fisik suatu kawasan atau lingkungan yang menghubungkan atribut identitas dengan strukturnya.
Kevin Lynch menyatakan bahwa image kota dibentuk oleh 5 elemen pembentuk wajah kota, yaitu:

o Paths
Adalah suatu garis penghubung yang memungkinkan orang bergerak dengan mudah. Paths berupa jalur, jalur pejalan kaki, kanal, rel kereta api, dan yang lainnya.

o Edges
Adalah elemen yang berupa jalur memanjang tetapi tidak berupa paths yang merupakan batas antara 2 jenis fase kegiatan. Edges berupa dinding, pantai hutan kota, dan lain-lain.

o Districts
Districts hanya bisa dirasakan ketika orang memasukinya, atau bisa dirasakan dari luar apabila memiliki kesan visual. Artinya districts bisa dikenali karena adanya suatu karakteristik kegiatan dalam suatu wilayah.

o Nodes
Adalah berupa titik dimana orang memiliki pilihan untuk memasuki districts yang berbeda. Sebuah titik konsentrasi dimana transportasi memecah, paths menyebar dan tempat mengumpulnya karakter fisik.

o Landmark
Adalah titik pedoman obyek fisik. Berupa fisik natural yaitu gunung, bukit dan fisik buatan seperti menara, gedung, sculpture, kubah dan lain-lain sehingga orang bisa dengan mudah mengorientasikan diri di dalam suatu kota atau kawasan.



4. Visual and symbol conection

o Visual conection
Visual conection adalah hubungan yang terjadi karena adanya kesamaan visual antara satu bangunan dengan bangunan lain dalam suatu kawasan, sehingga menimbulkan image tertentu. Visual conection ini lebih mencangkup ke non visual atau ke hal yang lebih bersifat konsepsi dan simbolik, namun dapat memberikan kesan kuat dari kerangka kawasan
Dalam pengaturan suatu landuse atau tata guna lahan, relasi suatu kawasan memegang peranan penting karena pada dasarnya menyangkut aspek fungsional dan efektivitas. Seperti misalnya pada daerah perkantoran pada umumya dengan perdagangan atau fungsi-fungsi lain yang kiranya memiliki hubungan yang relevan sesuai dengan kebutuhannya.

o Symbolic conection
Symbolic conection dari sudut pandang komunikasi simbolik dan cultural anthropology meliputi:

§ Vitality
Melalui prinsip-prinsip sustainance yang mempengaruhi sistem fisik, safety yang mengontrol perencanaan urban struktur, sense seringkali diartikan sebagai sense of place yang merupakan tingkat dimana orang dapat mengingat tempat yang merupakan tingkat dimana orang dapat mengingat tempat yang memiliki keunikan dan karakteristik suatu kota.

§ Fit
Menyangkut pada karakteristik pembangkit sistem fisikal dari struktur kawasan yang berkaitan dengan budaya, norma dan peraturan yang berlaku.

Jumat, 09 Mei 2008

pLaNoLoGi..kOe

Belajar ilmu planologi di Unissula mulai tahun 1998…ada “jargon” arti planologi tuh “Plan Not Logic” mengapa demikian???dikutip dari artikelnya Pak HM. Asfihan Nur Arifin, ST,MT. bahwa ada Fenomena yaitu pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan produk tata ruang maka produk tata ruang dijadikan perangkat legitimasi sebuah aktifitas pemanfaatan lahan yang mungkin lebih tepat disebut eksploitasi lahan, produk tata ruang direvisi atau “disesuaikan” dengan keadaan maka selesailah sudah masalah tersebut, dalam artian pemanfaatan lahan tadi sudah sangat sesuai dengan penataan ruang yang “disesuaikan”, secara prinsip benar namun sejatinya substansi perencanaan itu sendiri menjadi bias, banyaknya kepentingan (conflict of interest) merupakan salah satu faktor paling besar yang menyumbangkan ke “biasan” dalam sistem perencanaan dan sehingga seringkali kegiatan “Planologis” menjadi “Plan not Logic”. Bener juga ya??? bagaimanapun kuliah di planologi asyikkkk banget...

Teori Ruang Kota

Menurut Spiro Kostof (1991), Kota adalah Leburan Dari bangunan dan penduduk, sedangkan bentuk kota pada awalnya adalah netral tetapi kemudian berubah sampai hal ini dipengaruhi dengan budaya yang tertentu. Bentuk kota ada dua macam yaitu geometri dan organik. Terdapat dikotomi bentuk perkotaan yang didasarkan pada bentuk geometri kota yaitu Planned dan Unplanned.
§ Bentuk Planned (terencana) dapat dijumpai pada kota-kota eropa abad pertengahan dengan pengaturan kota yang selalu regular dan rancangan bentuk geometrik.

§ Bentuk Unplanned (tidak terencana) banyak terjadi pada kota-kota metropolitan, dimana satu segmen kota berkembang secara sepontan dengan bermacam-macam kepentingan yang saling mengisi, sehingga akhirnya kota akan memiliki bentuk semaunya yang kemudian disebut dengan organik pattern, bentuk kota organik tersebut secara spontan, tidak terencana dan memiliki pola yang tidak teratur dan non geometrik.

Elemen-elemen pembentuk kota pada kota organik, oleh kostof dianalogikan secara biologis seperti organ tubuh manusia, yaitu :

  • Square, open space sebagai paru-paru.
  • Center, pusat kota sebagai jantung yang memompa darah (traffic).
  • Jaringan jalan sebagai saluran arteri darah dalam tubuh.
  • Kegiatan ekonomi kota sebagai sel yang berfikir.
  • Bank, pelabuhan, kawasan industri sebagai jaringan khusus dalam tubuh.
  • Unsur kapital (keuangan dan bangunan) sebagai energi yang mengalir ke seluruh sistem perkotaan.

Dalam suatu kota organik, terjadi saling ketergantungan antara lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Contohnya : jalan-jalan dan lorong-lorong menjadi ruang komunal dan ruang publik yang tidak teratur tetapi menunjukkan adanya kontak sosial dan saling menyesuaikan diri antara penduduk asli dan pendatang, antara kepentingan individu dan kepentingan umum. Perubahan demi perubahan fisik dan non fisik (sosial) terjadi secara sepontan. Apabila salah satu elemnya terganggu maka seluruh lingkungan akan terganggu juga, sehingga akan mencari keseimbangan baru. Demikian ini terjadi secara berulang-ulang.
Menurut Kevin Lynch (1981), definisi model organik atau kota biologis adalah kota yang terlihat sebagai tempat tinggal yang hidup, memiliki ciri-ciri kehidupan yang membedakannya dari sekedar mesin, mengatur diri sendiri dan dibatasi oleh ukuran dan batas yang optimal, struktur internal dan perilaku yang khas, perubahannya tidak dapat dihindari untuk mempertahankan keseimbangan yang ada, menurutnya bentuk fisik organik :

  • Membentuk pola radial dengan unit terbatas.
  • Memiliki focused centre.
  • Memiliki lay out non geometrik atau cenderung romantis dengan pola yang membentuk lengkung tak beraturan.
  • Material alami.
  • Kepadatan sedang sampai rendah.
  • Dekat dengan alam

Di dalam model organik ini, organisasi ruang telah membentuk kesatuan yang terdiri dari unit-unit yang memiliki fungsi masing-masing. Kota terbentuk organik mudah untuk mengalami penurunan kualitas karena perkembangannya yang spontan, tidak terencana dan sepotong-sepotong. Masyarakat penghuni kota ini bermacam-macam yang merupakan percampuran antara berbagai macam manusia dalam suatu tempat (place) yang memiliki keseimbangan. Masing-masing memiliki fungsi yang berbeda, saling menyimpang tetapi juga saling mendukung satu sama lain. Kota organik memiliki ciri khas pada kerjasama dalam pemeliharan lingkungan sosial oleh masyarakat.

Kamis, 08 Mei 2008

now or never

ketika amanah itu datang..tak kuasa mulut ini untuk menolaknya..ku"iya"kan meskipun dalam hati masih berat mengembannya..tapi kapan lagi??karena itu sebuah pilihan dan prinsip hidup "nOw or NeVeR" sekarang atau tidak sama sekali...untuk sebuah kebaikan kenapa tidak???begitu sepintas pikiran ini ketika amanah itu datang...Rabbana..ringankan langkah ini dalam menyusuri setiap lorong waktu untuk mengemban amanah ini...